Sistem Ekskresi Tubuh Manusia dan Gangguannya.
Sistem Ekskresi
Fungsi
Sistem Ekskresi:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan
beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan
tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam
kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
ALAT-ALAT
EKSKRESI PADA MANUSIA
A.
Ginjal
(ren)
Ginjal
(ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan
dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih
rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal
berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200
gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian
korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga
ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron.
Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi
terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan
anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi
glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal.
tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antaratubuIus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung
Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan
beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian
ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang
ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang
mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle
(1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan
lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli
mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694).
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di
dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral
tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.
Ø
Fungsi
ginjal
Ginjal
merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain
menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan
tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam
urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya
berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal; mempertahankan
tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan
basa.
• Mengekskresikan zat-zat yang
merugikan bagi tubuh, antara lain :
1. urea, asam urat, amoniak, creatinin
2. garam anorganik
3. bacteri dan juga obat-obatan
• Mengekskresikan gula kelebihan gula
dalam darah
• Membantu keseimbangan air dalam
tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler
• Mengatur konsentrasi garam dalam
darah dan keseim-bangan asam basa darah.
Anatomi
ginjal, meliputi :
Lapisan
luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula
bowman dan glomerulus.
Lapisan
dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan gbermuara
pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas
tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.
Ø
Proses
pembentukan urine :
Terdapat
3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi
menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus
(urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan
garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus
proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang
dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
3. Augmentasi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal,
pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi
aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine
yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya
akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
Dari
kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika
urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
Ø
Hal
yang perlu diperhatikan meliputi :
• Dalam keadaan normal urine tidak
mengandung glukosa dan protein
• Diabetes
melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan
hormon insulin
• Banyak urine yan gdikeluarkan
tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH.
Ø
Gangguan
pada ginjal :
• Nefritis
: disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman, akibatnya kadar ureum
dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia, yaitu adanya uriene
yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan
tertimbun di kaki yang disebut oedema.
• Diabetes
melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga insulin, akibatnya kadar glukosa
darah meningkat.
• Diabetes
inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada hormon adh, akibatnya urine
meningkat.
• Albuminuria
: disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel
ginjal karena infeksi.
• Batu
ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan kencing, akibatnya
mengendap menjadi batu ginjal.
• Polyuria
: yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan
nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.
• Oligouria
: yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan
oleh kerusakan ginjal secara total.
B.
Kulit
Kulit
(integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam
tubuh.
Susunan
Kulit
Kulit
tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1)
Epidermis
Lapisan
epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum,
dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu
mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel
yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas
sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
• Stratum korneum, merupakan lapisan
zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
• Stratum lusidium, merupakan lapisan
zat tanduk
• Stratum granulosum, mengandung pigmen
• Stratum germonativum, selalu membentuk
sel-sel baru ke arah luar
2)
Dermis
Dermis
terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh
darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah
kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea).
Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai
macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar
keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong
rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut
dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
• Akar rambut
• Pembuluh darah
• Syaraf
• Kelenjar minyak (glandula sebasea)
• Kelenjar keringat (glandula
sudorifera)
• Lapisan lemak, terdapat di bawah
dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis
terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi
sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
Ø
Fungsi
kulit
Sebagai
alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain,
antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan
zat kimia;
mengatur
suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan air.
Kelenjar
keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh
kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal.
keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa
faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan
aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan
merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara
mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya
karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan
terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan
kekejangan dan pingsan.
C.
Paru-paru
(pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada
bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah
dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua
selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang
menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis).
Antara
selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus,
alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti
spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus
bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika
dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan,
tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium
berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus
terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu
sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena
alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka
memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
Ø
Fungsi
paru-paru dalam system ekskresi
Dalam sistem ekskresi, paru-paru
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida
sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru
karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui
hidung. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk
kedalam darah melalui kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya,
sebagian besar oksigen diikat oleh haemoglobin untuk diangkut ke sel-sel
jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit
ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan
globin yang berupa protein.
Pengangkutan
CO2 sebagai hasil zat sisa metabolisme, diangkut oleh darah dapat melalui 3
cara yakni sebagai berikut:
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan
membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin
dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion
bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh
CO2).
Fungsi
utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena
mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka paru- paru juga berfungsi dalam
sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut
oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan
ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat
berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus
bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Ø
KELAINAN
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh
penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap
rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan
oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu
asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini
mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan
paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.
4. Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan
munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut
dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi
garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.
D.
Hati
(hepar)
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan
atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri
hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh
selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel
perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai
alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan,
di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol
dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan
eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya
dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi
hati :
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk
glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran
eritrosit yang telah tua
Ø
KELAINAN
dan PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
Kelainan
dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal.
Misalnya virus, bakteri, jamur. Efek samping obat atau pola makan yang tidak
sehat. Beberapa penyakit pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut.
1.
Albuminuria
Albuminuria
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita
mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia
karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari
darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari
saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan
oleh kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit hati.
2.
Hematuria
Hematuria
(kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine
penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan
gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3.
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
(batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya
batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya
mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium
fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur
tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan
pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila
batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan.
Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan
operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan
dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
4.
Nefritis
Nefritis
adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal.
khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian
menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.
5. Gagal
Ginjal
Gagal
ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat
yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam
darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar
urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan
dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis.
Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis
ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi
(cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan
antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
6.
Diabetes Insipidus
Diabetes
insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon
antidiuretika (ADH). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
7.
Diabetes Melitus
Diabetes
melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin.
Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada
anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada
orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahlaga. dan pemberian
obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
8.
Hepatitis
Hepatitis
adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat
dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan. menghindari
kontak langsung dengan penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum suntik
untuk pemakaian lebih baik satu kali. Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis
A dan B. Penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih mata
menjadi berwarna kuning. Urine penderita pun berwarna kuning. bahkan
kecokelatan seperti teh.
9.
Sirosis Hati
Sirosis
hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut
dan kerusakan sel-sel normal hati. Sirosis hati sering terjadi pada peminum
alkohol, keracunan obat-obatan, infeksi bakteri. atau komplikasi hepatitis.
Karena hati merupakan organ yang mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati
akan menimbulkan beberapa akibat, antara lain gangguan kesadaran, koma, dan
kematian. Pengobatan sirosis hati ditujukan pada penyebab utamanya, pemulihan
fungsi hati. sampai transplantasi hati.
10.
Gangren
Gangren
adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan pengaliran darah
ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan kaki karena gangguan
aliran darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes melitus dan
aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan yang terkena mula-mula menjadi
kebiruan dan terasa dingin jika disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk.
Untuk mengatasi infeksi diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang tidak
tertolong bagian tubuh yang terkena gangren harus diamputasi.
11.
Kencing Batu
Kencing
batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam ginjal. Endapan
ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong kemih. Jika endapan
terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di dalam
kantong kemih disebut kencing batu. Baik batu ginjal maupunpun kencing batu
dapat dihilangkan dengan pembedahan {operasi), pengobatan, atau penembakan
dengan sinar laser
Sekian informasi dari saya... >>>Salam Ilmuwan<<<
Komentar
Posting Komentar